A. Pengertian
Manusia
Secara
factual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan
untuk manusia. Pendidikan merupkan hak yang diberikan atau diselenggarakan dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan ke arah yang positif. Dalam
kaitan tersebut maka manusia tidak dapat lepas dalam pembicaraan tentang
pendidikan.
Berbicara
tentang hakikat manuasia, maka dalam benak kita akan timbul suatu pertanyaan
yang mendasar, yakni apakah dan siapakan manusia itu? Dalam upaya menjawab
pertanyaan tersebut pun masih menimbulkan pertanyaan baru, sehingga upaya
pemahaman manusia masih merupakan pokok yang problematic. Dengan ungkapan lain,
manusia masih merupakan misteri bagi dirinya sendiri.
Dalam
beberapa sumber dapat kita temukan beberapa rumusan tentang manusia. Manusia
adalah makhluk yang pandai bertanya, bahkan ia mempertanyakan dirinya sendiri,
keberadaanya dan dunia seluruhnya. Dia mencari dan dalam pencarianya ia
mengandaikan bahwa ada sesuatu yang dapat ditemukan, yaitu
kemungkinan-kemungkinannya, termasuk kemampuanya mencari makna kehidupan.
Selain yang telah disbutkan di atas, bebrapa rumusan
atau difinisi lain tentang manusia adalah sebagai berikut : Manusia
dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,
rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran.
Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk
manusia), sebuah spesies primata
dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
Dalam
hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di
mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup
dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam
antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan
teknologinya,
dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga
untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru
lahir entah laki-laki
atau perempuan. Anak muda
laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan
dikenal sebagai putri
dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Dan lain sebagainya.
1. Manusia
menurut pola pemikiran biologis
Menurut
pemikiran ini, Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens.
Satu-satunya subspesies
yang tersisa dari Homo Sapiens. sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak
dengan berkemampuan tinggi. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya
spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak
bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk
menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek
menggunakan jari jempol
(ibu jari).
2. Manusia
menurut pola psikologis
Kehasan pola ini adalah perpaduan antara
metode-metode psikologi eksperimental dan suatu pendekatan filosofis tertentu,
misalnya fenomenoogi. Ada bebrapa pendapat dari pola ini, dan dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia tidak serta merta atau otomatis
melakukan suatu tindakan berdasarkan factor internal, karena desakan factor
internal bisa saja ditangguhkan pelaksanaanya.
3. Manusia
menurut pola pemikiran social-budaya
Menurut pola pemikiran ini manusia tampil dalam dimensi
social dan kebuyaan, dalam hubungan dengan kemampuanya untuk membentuk sejarah.
Kodarat manusia tidak hanya mengenal satu bentuk yang uniform melainkan
berbagai bentuk.
4. Manusia
menurut pola pemikiran religious
Dalam pandangan ini, seorang tokoh berpendapat bawa
manusia adalah sebagai homo religious, yaitu tipe manusia yang hidup dalam
suatu alam yang sacral, penuh dengan nilai-nilai religious dan dapat menikmati
sakralitas yang ada dan tampak pada alam semesta, alam materi, alam
tumbuh-tumbuhan, dan manusia. Pengalaman dan penghayatan akan Yang Suci ini
selanjutnya akan mempengaruhi, membentuk dan ikut menentukan corak serta cara
hidupnya.
B. Wujud
Sifat Hakikat Manusia
1. Kemampuan Menyadari Diri
Kemampuan Mengeksplorasi potensi yang ada, dan
mengembangkannya kearah kesempurnaan dan menyadarinya sebagai kekuatan.
2. Kemampua Bereksistensi
Manusia bersifat aktif dan manusia
dapat menjadi manejer terhadap lingkungannya.
3. Pemilikan Kata Hati
Kemampuan membuat keputusan tentang
baik/benar dengan yang buruk/salah bagi manusia
Cara meningkatkan : melatih
akal/kecerdasan dan kepekaan emosi.
4. Moral (etika)
Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai
kemanusiaan Bermoral sesuai dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan
sebaliknya Etiket hanya sekedar kemampuan bersikap/mengenai sopan santun.
5. Kemampuan Bertanggung Jawab
Suatu perbuatan harus sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia.
6. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan)
Kebebasan yang terikat (bertanggung
jawab) Tugas pendidikan membuat peserta didik merasa merdeka dalam menjalankan
tuntutan kodrat manusia.
7. Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan
Menyadari Hak
Dapat ditempuh dengan pendidikan disiplin:
Dapat ditempuh dengan pendidikan disiplin:
·
Disiplin
Rasional - dilanggar - rasa Salah
·
Disiplin
Afektif - dilanggar - rasa Gelisah
·
Disiplin
Sosial - dilanggar - rasa Malu
·
Disiplin Agama - dilanggar - rasa
Berdosa
8. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kesanggupan menghayati kebahagiaan
berkaitan dengan 3 hal : Usaha, norma-norma, dan Takdir.
C. Unsur-unsur
Hakikat Manusia
Menurut
Notonegoro, manusia adalah makhluk monopluralis, maksudnya makhluk yang
memiliki banyak unsure kodrat (plural), tetapi merukan satu kesatuan yang utuh
(mono).
D.
Dimensi-dimensi
Kemanusiaan
- Keindividualan (pribadi yang berbeda dari yang lain)
- Kesosialan (ketergantungankebutuhan pada orang lain)
- Kesusilaan (menyangkut etika dan etiket)
- Keberagaman (keyakinan ada kekutan yang mengendalikan seluruh aspek kehidupan di luar kemampuan makhlup hidup di dunia)
- Intelektual(mengmbangkan wawasan dan iptek, terampil mengkomunikasikan pengetahuan dan memecahkan masalah)
- Produktivitas (Kesanggupan memilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan, keserasian hidup bekeluarga, pandai menempatkan diri sebagai konsumen dan produsen, serta kreatif dan berkarya).
Will better if you add the reference ..
AntwoordVee uit